Regina Pacis Jakarta

Langkah Kecil dengan Dampak Nyata Melalui Empati dan Aksi

    Oleh Maria Prima – Guru SMA*

    Menyadari langkah awal

    Sering kali manusia tak acuh pada kehidupan di sekitarnya. Berfokus pada diri sendiri lebih menarik minat kita dibandingkan aware pada lingkungan. Apa sebetulnya hal yang menarik dari diri kita? Memulai kebiasaan untuk lebih peduli adalah langkah kecil untuk hasil yang besar. 

    Tujuan

    Peserta didik SMA Regina Pacis Jakarta pada Jumat, 13 Juni 2025, baru saja menyelesaikan Asesmen Sumatif Akhir Tahun. Mereka masih akan kembali ke sekolah untuk melakukan Classmeeting dan beberapa acara yang ada di sekolah. Rabu, 18 Juni 2025, adanya workshop dengan pembicaranya adalah Bapak Yulius Gohang Maran yang merupakan Kepala SMA Regina Pacis Jakarta. Beliau membawakan workshop yang berjudul “Berpikir Kritis, Bertindak Inovatif: Dari Empati Menjadi Aksi”. workshop ini memiliki tujuan khusus, beberapa hal di antaranya adalah:

    1. Menumbuhkan semangat berpikir kritis dan inovatif.
    2. Mengenalkan pemahaman tentang inovasi sosial dan ide bisnis.
    3. Melatih kemampuan observasi sosial, empati, dan pemecahan masalah nyata.
    4. Pengenalan Business Model Canvas dan Model ATAP.

    Menumbuhkan Empati sebelum Aksi

    Pembahasan diawali dengan pertanyaan “apa satu hal di lingkungan yang ingin Anda ubah”. Hal ini dimaksudkan karena sebuah inovasi dimulai dari suatu masalah di sekitar kita. Ketika peserta didik diminta untuk memikirkan hal apa yang ingin diubah di lingkungan sekitar, berarti mereka harus terlebih dahulu memikirkan hal yang pernah mereka amati. Mereka diajak untuk menggunakan rasa empati untuk merancang suatu solusi. SMA Regina Pacis Jakarta selalu mengedepankan dalam pembentukan karakter pembawa damai dan mengutamakan pembentukan peserta didik agar menjadi problem solver yang baik.

    Berpikir Kritis dan Inovatif

    Melalui workshop ini peserta didik tidak hanya berhenti pada tahap keprihatinan semata. Mereka dilatih untuk mengembangkan pola pikir kritis terhadap masalah yang ada dan mampu menyusun gagasan inovatif. Dalam workshop juga diberikan tiga tema besar untuk para peserta didik dapat berdiskusi di dalam kelompok, diantaranya 1). Lingkungan dan Sampah, 2).Isu Remaja dan Mental, 3). Pendidikan dan Kesempatan Belajar. Satu tema yang sudah dipilih dari ketiga tema yang diberikan, kemudian diberikanlah dua pertanyaan:

    1. Apa masalah nyata yang sering terjadi di sekitar kalian?
    2. Siapa yang terdampak dan bagaimana perasaan mereka?

    Proses ini dilakukan untuk mengajarkan bahwa inovasi sosial tidak harus besar atau rumit, melainkan bermula dari pengamatan sederhana dan keberanian untuk mengambil tindakan nyata.

    Dari workshop ke Aksi Nyata

    Harapannya, setelah mengikuti workshop ini, peserta didik tidak hanya memahami konsep empati dan inovasi, tetapi juga mampu mengubah pemahaman tersebut menjadi tindakan konkret. Semua dapat dimulai dari hal kecil di sekitar mereka. Ketika empati dipadukan dengan aksi, maka langkah kecil pun bisa menghasilkan dampak besar. Inilah semangat yang ingin ditanamkan kepada para peserta didik: menjadi agen perubahan yang dimulai dari kesadaran diri dan kepedulian terhadap sesama.

    *Guru Bahasa Indonesia

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *